Minggu, 09 Oktober 2011

Mencegah Kerusakan Gigi


Ilmu pengobatan dan tarapi penyakit sangat banyak kita temui, apa lagi saat ini dengan kemajuan teknologi internet kita dapat mengetahui berbagai hal khususnya dibidang kesehatan gigi dan mulut. Masyarakat tidak lagi awam tentang kesehatan gigi dan mulut. Namun dalam kenyataannya masih banyak dari kita pergi ke dokter gigi untuk mengobati dan bukan untuk mencegah. Hal ini juga perlu disadari oleh rekan medis agar selalu memberikan petunjuk pencegahan kepada pasien. Perlu disadari keberhasialan suatu tindakan pengobatan tidak hanya dapat dicapai oleh satu pihak saja, melainkan harus adanya kerjasama antara pasien dan dokter itu sendiri.


Pencegahan penyakit merupakan hal yang sangat penting namun sering kali terlupakan ataupun sengaja dilupakan. Namun perlu disadari mencegah penyakit sebenarnya lebih murah dari pada mengobati, jadi kenapa kita tidak mencegah sebelum sakit? Beberapa dari kita mungkin belum mengetahui secara tepat bagaimana cara mencegah dan merawat agar kesehatan gigi dan mulut kita tetap terjaga dengan baik, sebenarnya tidak mesti dengan biaya yang mahal dan bisa dilakukan sendiri dirumah. Berikut ada beberapa cara umun yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit gigi dan mulut.
  1. Memelihara kebersihan mulut ( menghilangkan plak dan bakteri ). Memelihara kebersian mulut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menggosok gigi secara rutin, agar kita dapat memutus rantai penyebab terjadinya karies dan berbagai penyakit mulut lainnya.
  2. Memperkuat gigi ( dengan Flour ). Cara memperkuat gigi dengan menggunakan flour adalah dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung flour. Namun beberapa dari kita mungkin masih percaya dan menggunakan daun sirih untuk menyehatkan gigi. Namun yang paling sanagt tidak dianjurkan adalah menyikat gigi dengan menggunakan batu bata ataupun dengan tanah liat, beberapa orang masih menggunakan cara ini dengan harapan gigi terlihat lebih bersih dan kuat. Namun pada kenyataannya penggunaan bata malah akan mengikis lapisan email gigi.
  3. Mengurangi konsumsi makanan yang manis dan lengket. Makanan yang kita makan merupakan nutrisi yang penting untuk tubuh kita namun beberapa makanan mungkin tidak cocok untuk kesehatan gigi dan mulut kita, sebenarnya bukan tidak boleh namun apabila kita mengkonsumsi makanan manis dan lengket sebaiknya setelah itu langgung menggosok gigi dengan bersih agar sisa-sisa dari mankanan tersebut tidak menempel pada sela-sela gigi yang akan mempercepat terjadinya proses karies dan berbagai penyakit mulut lainnya.
  4. Membiasakan konsumsi makanan berserat dan menyehatkan gigi. Makanan serat selain bagus untuk kesehatan tubuh juga bagus untuk kesehatan gigi dan mulut. Bagi yang suka menggunakan tusuk gigi setelah makan untuk membersihkan sisa-sisa makanan cobalah untuk mengganti tusuk gigi dengan buah-buahan seperti apel, melon, pepaya,dll. Buah-buahan ini akan membantu kita untuk membersihkan sia-sia makanan yang menempel pada sela-sela gigi kita.


Setelah kita mengetahui cara ini ada baiknya kita mulai berbagi ilmu ini kepada orang-orang terdekat kita agar nantinya mereka dapat mengingatkan kita apabila kita lupa, bukankah memberi lebih baik dari pada menerima? Kebanyakan dari kita sebenarnya sudah mengetahuinya namun karena berbagai alasan sehingga tidak melakukan hal yang tersebut diatas. Jadi mulailah mengajak orang terdekat dan yang anda sayangi untuk sama-sama menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Mungkin lebih baik jika anda tempelkan tulisan diwastafel, kamar mandi ataupun diruang makan anda. Dari uraian diatas bisa disingkat seperti ini:
  1. Sikat gigi minimal 2 kali yaitu sesudah sarapan dan sebelum tidur malam.
  2. Gunakan sikat gigi yang berbulu halus dan pasta gigi berflouride.
  3. Sikat seluruh permukaan gigi selama 2 menit, dan berkumur cukup 1 kali.
  4. Kurangi makan makanan yang bergula dan lengket ( tidak lebih dari 2 kali diantara waktu makan ).
  5. Makan buah berserat sebagai pencuci mulut.

Kamis, 06 Oktober 2011

Gigi Rusak Akibat Rokok

Berbagai posting dan artikel mungkin susah banyak yang mengulas tentang rokok dan bahaya yang ditimbulkan. namun disini sayang ingin mengulas efek rokok khusu terhadap kesehatan mulut dan gigi. semuga bermanfaat dan selalu mohon saran dan kesan agar postingan ini makin sempurna.




mengapa rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut? jelas secara gampang bisa dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut ( saya rasa ga ada tempat lain untuk menghisap rokok ^^). Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok, mengapa?


Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter ( lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter. 


Sekarang mari kita ikuti jejak asap rokok kenapa begitu banyak organ" tubuh yang dirugikan. Saat kita menghisap rokok asap yang keluar dari sebatang rokok menuju rongga mulut, beberapa detik asap rokok dengan jutaan zat" kimia berada dalam rongga mulut dan mempengaruhi jaringan dan organ yang ada dalam rongga mulut termasuk gigi itu sendiri. Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludah. Akibatnya rongga mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zat asam) sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok beresiko lebih besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi dibandingkan mereka yang perokok.


Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.


Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering terjadi disebabkan oleh plak bakteri dan factor lain yang dapat menyebabkan bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar dan mempermudah perlekatan plak. Dari perbedaan penelitian yang telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan perokok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukund gigi pasien perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut. Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak dan karang gigi.


Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat ditemukan pada cairan gusi.


Beberapa perawatan memang sangat menganjurkan pada pasien perokok untuk benrhenti merokok untuk sementara waktu, selama dalam proses perawatan. Seperti pasien yang dalam masa pemsangan implan.


Dapat disimpulkan kerugian yang timbul akibat kebiasaan merokok pada kesehatan gigi dan mulut:


1. Perubahan warna gigi, gusi dan bibir.
2. Karies pada gigi akan semakin cepat terbentuk.
3. Kemungkinan kanker pada jaringan mulut sangat besar.
4. Bau nafas jelas beraroma rokok.
5. Berubahnya jaringan" dalam rongga mulut yang menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap kesehatan mulut itu sendiri seperti pemicu terbantuknya karies.

Senin, 03 Oktober 2011

Karies Gigi

Pada dasarnya hubungan antara karies dan diet sangat simpel dan mudah untuk dimengerti, beberapa orang yang menjalani diet sehat dan berprilaku hidup sehat akan mengalami penurunan masalah gigi. mengapa demikian, hal ini dikarenakan konsumsi gula pada tubuh dikurangi dan lebih banyak mengkonsumsi bahan atau makanan dengan pemanis alami seperti buah-buahan yang sangat baik bagi tubuh maupun bagi kesehatan gigi dan mulut. Apabila kita mengkonsumsi buah-buahan seperti apel, apel secara tidak langsung akan membantu membersihkan gigi secara alami bisa diibaratkan kita menggosok gigi, nah sangat dianjurkan untuk menu penutup menggunakan apel atau ganti snak anda dengan buah - buahan. Selain gigi dan mulut kita sehat maka badan kita tetap langsing :).

Hubungan antara diet dan karies erat sekali kaitannya dengan jumlah konsumsi pemanis atau gula yang dikonsumsi oleh tubuh kita, sebenarnya Tuhan telah menciptakan gigi dan mulut kita sebagai gerbang dan peringatan yang sangat luar biasa. bagai mana tidak, apabila makanan yang kita konsumsi tidak baik bagi tubuh atau merugikan maka gelaja yang nampak akan terlihat pada daerah disekitar rongga mulut seperti : Amandel, sariawan, bibir pecah - pecah, karies, sakit tenggorokan dan lain - lain. maka kenali makanan yang anda konsumsi. Sangat dianjurkan untuk kembali ke pola hidup sederhana dan kembali ke alam. Saran saya mulai sekarang tinggalkan makanan dengan bahan kimia dan kembalilah Natural. 

Sekedar tambahan:
Ingat pengolahan masakan dengan MSG mengidikasikan pembuat makanan kurang cakap mengolah bahan masakan dengan paduan bumbu - bumbu yang tersedia. apabila seorang koki atau tukang masak bisa mengolah bahan makanan dan bumbunya tidak perlu ditambah bahan penyedap.

Selasa, 13 September 2011

Karies Gigi


Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini telah dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.
Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.
Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan menjaga kesehatan gigi dan makanan.


Bukti arkeologis menunjukkan bahwa karies gigi sudah ada sejak masa prasejarah. Sebuah tengkorak yang diperkirakan berasal dari satu juta tahun yang lalu dari masa neolitikum memberi petunjuk adanya karies. Adanya peningkatan prevalensi karies sejak masa neolitikum mungkin disebabkan banyaknya konsumsi makanan dari tumbuhan yang banyak mengandung karbohidrat. Sebuah gurdi atau bor dari kayu ditemukan pada masa neolitikum. gurdi tersebut diperkirakan digunakan sebagai pelubang gigi untuk mengeluarkan abses dari gigi.Perubahan kebudayaan berupa penemuan teknik pertanian di Asia Selatan dipercayai juga sebagai salah satu peningkat prevalensi karies.
Sebuah teks dari Sumeria (5000 SM) menggambarkan sebuah "cacing gigi" sebagai penyebab karies. Bukti pada kepercayaan ini juga ditemukan pada India, Mesir, Jepang, dan Tiongkok.
Banyak fosil tengkorak yang dapat menunjukkan adanya perawatan gigi yang primitif. Di Pakistan, sebuah gigi yang diperkirakan berasal dari 5500 SM hingga 7000 SM menunjukkan sebuah lubang yang mungkin disebabkan gurdi gigi.  Karies juga dituliskan oleh Homer dan Guy de Chauliac dalam tulisan mereka. Papirus Ebers, sebuah tulisan Mesir kuno (1550 SM) menyebutkan sebuah penyakit gigi. Selama pemerintahan dinasti Sargonid Assyria pada 668 SM hingga 626 SM, dituliskan bahwa dokter kerajaan memerlukan tindakan pencabutan gigi untuk mencegah penyebaran radang. Selama masa pendudukan Bangsa Romawi di Eropa, proses pemasakan makanan menurunkan tingkat terjadinya karies. Pada masa peradaban Yunani dan Romawi dan Mesir, memiliki perawatan untuk meredakan rasa nyeri karena karies.
Tingkat kejadian karies menurun pada zaman perunggu dan besi, namun meningkat tajam pada zaman pertengahan. Peningkatan prevalensi karies secara periodik ini serupa dengan kejadian pada masa tahun 1000, ketika gula menjadi lebih mudah didapatkan di dunia Barat. Perawatan yang diberikan berupa obat-obatan herbal dan jampi-jampi, serta pencabutan gigi.Umat Katolik menyampaikan doa dengan penyertaan Santo Appolonia, santo pelindung untuk dokter gigi.
Ada pula bukti yang menunjukkan adanya peningkatan tingkat karies di suku Indian, Amerika Utara setelah memulai kontak dengan kolonial Eropa. Sebelum kolonisasi, Indian Amerika Utara menggantungkan hidupnya pada berburu, kemudian berubah menjadi bertani jagung. Pergantian diet makan ini menyebabkan peningkatan karies.
Pada masa pencerahan, kepercayaan bahwa "cacing gigi" sebagai penyebab karies ditepis oleh kelompok ilmuwan kedokteran. Pierre Fauchard, yang dikenal sebagai bapak kedokteran gigi masa kini, adalah salah satu pihak pertama yang menolak ide cacing gigi tersebut. Ia menyebutkan bahwa konsumsi gula yang menjadi penyebab karies gigi. Pada tahun 1850, prevalensi karies meningkat lagi dan disebabkan oleh pergeseran pola makan.
Pada 1890-an, W.D. Miller memulai rangkaian penelitian untuk menyelidiki perihal penyakit karies gigi. Ia menemukan bahwa ada bakteri yang hidup di rongga mulut dan mengeluarkan asam sehingga melarutkan struktur gigi ketika terdapat sisi karbohidrat. Penjelasan ini dikenal sebagai teori karies kemoparasitik. Penemuan Miller, bersamaan penelitian terhadap plak gigi oleh G.V. Black dan J.L. Williams, membuat sebuah dasar sebagai penjelasan patofisiologi karies yang diterima hingga kini.


Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma. Karies merupakan penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak. Antara 29% hingga 59% orang dewasa dengan usia lebih dari limapuluh tahun mengalami karies.
Jumlah kasus karies menurun di berbagai negara berkembang, karena adanya peningkatan kesadaran atas kesehatan gigi dan tindakan pencegahan dengan terapi florida.

Karies gigi dapat dikelompokkan berdasarkan lokasi, tingkat laju perkembangan, dan jaringan keras yang terkena.


Lokasi

Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang ditemukan di permukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.


Karies celah dan fisura

Celah dan fisura adalah tanda anatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresio yang khas pada strutkur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies gigi. Celah yang ada daerah pipi atau bukal ditemukan di gigi geraham.
Karies celah dan fisura kadang-kadang sulit dideteksi. Semakin berkembangnya proses perlubangan akrena karies, email atau enamel terdekat berlubang semakin dalam. Ketika karies telah mencapai dentin pada pertemuan enamel dengan dental, lubang akan menyebar secara lateral. Di dentin, proses perlubangan akan mengikuti pola segitiga ke arah pulpa gigi.


Karies permukaan halus

Ada tiga macam karies permukaan halus. Karies proksimal, atau dikenal juga sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi. Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi. Tipe ketiga karies permukaan halus ini terbentuk pada permukaan lainnya.
Karies proksimal adalah tipe yang paling sulit dideteksi.Tipe ini kadang tidak dapat dideteksi secara visual atau manual dengan sebuah eksplorer gigi. Karies proksimal ini memerlukan pemeriksaan radiografi.
Karies akar adalah tipe karies yang sering terjadi dan biasanya terbentuk ketika permukaan akar telah terbuka karena resesi gusi. Bila gusi sehat, karies ini tidak akan berkembang karena tidak dapat terpapar oleh plak bakteri. Permukaan akar lebih rentan terkena proses demineralisasi daripada enamel atau email karena sementumnya demineraliasi pada pH 6,7, di mana lebih tinggi dari enamel. Karies akar lebih sering ditemukan di permukaan fasial, permukaan interproksimal, dan permukaan lingual. Gigi geraham atas merupakan lokasi tersering dari karies akar.


Deskripsi umum lainnya

Di samping pengelompokan diatas, lesi karies dapat dikelompokkan sesuai lokasinya di permukaan tertentu pada gigi. Karies pada permukaan gigi yang dekat dengan permukaan pipi atau bibir disebut "karies fasial", dan karies yang lebih dekat ke arah lidah disebut "karies lingual". Karies fasial dapat dibagi lagi menjadi bukal (dekat pipi) dan labial (dekat bibir). Karies lingual juga dapat disebut palatal bila ditemukan di permukaan lingual dari gigi pada rahang atas (maksila) dan dekat dengan pallatum durum atau bagian langit-langit mulut yang keras.


Laju penyakit

Laju karies dapat membagi karies menjadi karies akut dan kronis. Karies rekuren berarti karies yang terjadi pada bekas karies terdahulu.


Jaringan keras yang terpengaruh

Berdasarkan pada jaringan keras yang terpengaruh, karies dapat dibedakan menjadi karies yang memengaruhi enamel, dentin, atau sementum. Pada awal perkembangannya, karies mungkin hanya memengaruhi enamel. Namun ketika karies semakin luas, dapat memengaruhi dentin. Sementum adalah jaringan keras yang melapisi akar gigi, maka sementum dapat terkena bila akar gigi terbuka.
Karies di dekat leher gigi disebut karies servikal.


Penyebab

Ada empat hal utama yang berpengaruh pada karies: permukaan gigi, bakteri kariogenik (penyebab karies), karbohidrat yang difermentasikan, dan waktu.


Gigi

Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko terkena karies. Amelogenesis imperfekta, yang timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000 orang, ada penyakit di mana enamel tidak terbentuk sempurna.  Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur yang dalam pada gigi dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat yang sering terselip sisa makanan.


Bakteri

Mulut merupakan tempat berkembanganya banyak bakteri, namun hanya sedikit bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutansdan Lactobacilli di antaranya. Khusus untuk karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus,Actinomyces viscosus, Nocardia spp., dan Streptococcus mutans. Contoh bakteri dapat diambil pada plak.


Karbohidrat yang dapat difermentasikan

Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa, fruktosa, dan sukrosa menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi dapat menyebabkan demineralisasi. Proses sebaliknya, remineralisasi dapat terjadi bila pH telah dinetralkan. Mineral yang diperlukan gigi tersedia pada air liur dan pasta gigi berflorida dan cairan pencuci mulut. Karies lanjut dapat ditahan pada tingkat ini. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi proses pelubangan.


Waktu

Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah 2 jam.


Faktor lainnya

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies.
Air liur dapat menjadi penyeimbangan lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada sindrom Sjögren, diabetes mellitus,diabetes insipidus, dan sarkoidosis.
Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi. Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi. 
Karies botol susu atau karies kanak-kanak adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu. Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya dapat terkena juga. Sebutan "karies botol susu" karena karies ini sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk, pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat mulut kering.  Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.


Tanda dan gejala

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan membentuk lubang. Proses tersebut dapat kembali ke asal atau reversibel, namun ketika lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.
Bila enamel dan dentin sudah mulai rusak, lubang semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh. Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri. Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dindin, dan makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan napas tak sedap dan pengecapan yang buruk.  Dalam kasus yang lebih lanjut, infeksi dapat menyebar dari gigi ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.


Diagnosis

Diagnosis pertama memerlukan inspeksi atau pengamatan pada semua permukaan gigi dengan bantuan pencahayaan yang cukup, kaca gigi, dan eksplorer. Radiografi gigi dapat membantu diagnosis, terutama pada kasus karies interproksimal. Karies yang besar dapat langsung diamati dengan mata telanjang. Karies yang tidak ekstensif dibantu dulu dengan menemukan daerah lunak pada gigi dengan eksplorer.
Beberapa peneliti gigi telah memperingatkan agar tidak menggunakan eksplorer untuk menemukan karies. Pada kasus dimana sebuah daerah kecil pada gigi telah mulai terjadi demineralisasi namun belum membentuk lubang, tekanan melalui eksplorer dapat merusak dan membuat lubang.
Teknik yang umum digunakan untuk mendiagnosis karies awal yang belum berlubang adalah dengan tiupan udara melalui permukaan yang disangka, untuk membuang embun, dan mengganti peralatan optik. Hal ini akan membentuk sebuah efek "halo" dengan mata biasa. Transiluminasi serat optik direkomendasikan untuk mendiagnosis karies kecil.


Perawatan

Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna, walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat timbul bila kebersihan dapat dipertahankan. Untuk lesi yang kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya dan mencegah perusakan lebih lanjut.
Amalgam dapat digunakan sebagai media untuk penyembuhan karies.
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena lubang yang lebih buruk. Anestesi lokal, oksida nitro, atau obat lainnya dapat meredam nyeri. Pembuangan bor dapat membuang struktur yang sudah berlubang. Sebuah alat seperti sendok dapat membersihkan lubang dengan baik. Ketika lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan sebuah teknik penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan estetikanya.
Material untuk penyembuhan meliputi amalgam, resin untuk gigi, porselin, dan emas. Resin dan porselin dapat digunakan untuk menyamakan warna dengan gigi asal dan lebih sering digunakan. Bila bahan di atas tidak dapat digunakan, maka diperlukan zat crown yang terbutat dari emas, porselin atau porselin yang dicampur logam.
Pada kasus tertentu, diperlukan terapi kanal akar pada gigi. Terapi kanal gigi atau terapi endodontik, direkomendasikan bila pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi, pulpa, termasuk saraf dan pembuluh darahnya, dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang disebut gutta percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur karena proses pelubangan.


Pencegahan


Kebersihan mulut

Kebersihan perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan mulut yang baik diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak gigi. Plak tersebut mengandung bakteri.  Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.


Pengaturan makanan

Untuk kesehatan gigi, pengaturan konsumsi gula penting diperhatikan. Gula yang tersisa pada mulut dapat memproduksi asam oleh bakteri. Pengonsumsian permen karet dengan xilitol dapat melindungi gigi. Permen ini telah popler di Finlandia. Efek ini mungkin disebabkan ketidakmampuan bakteri memetabolisme xilitol.


Tindakan pencegahan lainnya

Terapi florida dapat menjadi pilihan untuk mencengah karies. Cara ini telah terbukti menurunkan kasus karies gigi. Florida dapat membuat enbamel resisten terhadap karies. Florida sering ditambahkan pada pasta gigi dan cairan pembersih mulut.
Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pemberian radiasi laser intensitas rendah dengan laser ion argon dapat mencengah karies enamel dan lesi daerah bercak putih. Sedang dikembangkan pula, vaksin untuk melawan bakteri karies. Pada 2004, vaksin ini telah berhasil diujicobakan pada hewan, dan uji coba klinis pada manusia pada Mei 2006.

Kamis, 08 September 2011

Gangguan Mulut dan Gigi

Gangguan ringan pada mulut dan gigi bisa diatasi sendiri tanpa harus pergi ke dokter, misalnya sariawan dan lidah terbakar. Bahkan gigi tanggal sekalipun bisa dipasang kembali jika mendapat pertolongan pertama dengan tepat.

Asalkan tahu caranya, setiap orang bisa menjadi dokter gigi untuk dirinya sendiri. Tetapi tentunya hanya untuk gangguan ringan saja, sedangkan untuk penanganan lebih lanjut ada baiknya tetap diserahkan kepada dokter gigi.

Berikut ini beberapa gangguan pada mulut dan gigi yang bisa diatasi sendiri, dikutip dari MensHealth, Jumat (21/5/2010).

Gigi sensitif
Pada akar gigi terdapat jutaan syaraf yang akan menjadi sangat sensitif ketika gusi rusak. Untuk mencegahnya, hindari pasta gigi dengan pemutih, baking soda dan pencegah plak. Bahan-bahan tersebut bersifat abrasif, dapat menyebabkan gusi mengalami resesi (turun).

Gigi tanggal
Pada orang dewasa, gigi permanen yang tanggal bisa dipasang kembali jika tidak terlambat membawanya ke dokter gigi. Sementara belum ada dokter, bersihkan gigi dengan air mengalir lalu kembalikan ke posisi semula di dalam rahang. Gigit kain lembut atau kantong teh celup yang telah dibasahi untuk menahannya di posisi tersebut. Jangan memegang akar gigi, pegang saja kepalanya.

Langit-langit mulut terbakar

Sensasi terbakar di langit-langit mulut terjadi jika terburu-buru menyantap makanan atau minuman panas. Meski tidak secara langsung mengganggu kesehatan gigi, kondisi ini semakin melunakkan jaringan di langit-langit mulut dan membuatnya rentan terhadap infeksi. Atasi dengan salepcorticosteroid, misalnya Kenalog in Orabase.

Lidah terbakar
Sama seperti pada langit-langit, pemicunya adalah terburu-buru menyantap makanan atau minuman panas. Larutkan 1 sendok teh garam ke dalam secangkir air hangat, gunakan untuk berkumur. Larutan garam akan mencegah infeksi pada jaringan di lidah, dengan menetralisir kondisi keasaman akibat radang.

Sakit rahang
Umumnya disebabkan oleh gangguan pada sendi temporomandibular (TMD), yang menghubungkan rahang atas dengan rahang bawah. Gejalanya adalah rasa nyeri mulai dari depan telinga hingga ke rahang dan gigi. Ini dipicu oleh gerakan rahang yang saling menggertakkan gigi tanpa disadari saat tidur. Untuk mengatasinya, gunakan bantal yang nyaman untuk tidur.

Sariawan
Pemicunya sangat beragam, antara lain demam dan makanan yang terlalu pedas. Untuk mengatasinya, oleskan larutan borax glycerine (gom) yang dijual bebas dengan harga murah meriah di hampir semua apotek. Alternatifnya, oleskan minyak sayur dengan cotton bud sebanyak 3-4 kali/hari.

Gigi retak atau patah
Perubahan temperatur yang ekstrem dan mendadak bisa menyebabkan gigi rapuh, bahkan retak atau patah. Misalnya menyantap es krim yang diikuti dengan kopi panas. Bisa dicegah dengan menghindari makanan atau minuman yang terlalu panas maupun terlalu dingin, tetapi hanya bisa diatasi dengan penambalan oleh dokter gigi. Jika tidak ditambal, retakan atau patahan itu akan menjadi rawan infeksi.

Rabu, 27 Juli 2011

Menjaga Kesehatan Gigi

     Menjaga kesehatan gigi ternyata bisa menghindarkan  dari penyakit kronis seperti kanker otak dan mulut. Karena itu, deteksi dini pada sakit gigi serta merawat gigi dan mulut dengan benar akan mencegah timbulnya penyakit akibat effek sakit gigi.
Rasa nyeri yang muncul yang juga disertai pusing akan bikin anda tak nyaman. Karena itu agar hal ini tidak terjadi, pastikan anda tidak lupa membersihkan gigi. Sebab, mulut tempat gigi berada ibarat sebuah gerbang utama masuknya segala penyakit. Bagaimana tidak, berbagai macam bahan makanan masuk di dalam mulut untuk dikunyah. Dari situ tidak jarang banyak kuman dan bakteri yang masuk. Padahal dalam gigi kita terdapat akar-akar saraf yang terhubung dengan organ lain dalam tubuh. 

Gigi Berlubang
     Ada beberapa jenis sakit gigi, seperti gigi berlubang, abses (pembengkakan pada gusi), gangreen (jaringan sel gusi tidak tumbuh dengan sempurna), serta pulpa polip (jaringan gusi berlebih menyerupai daging normal). Dari empat macam penyakit diatas semua pada awalnya berpusat pada gigi berlubang. Istilah lain dari gigi berlobang adalah tones. Faktor penyebabnya karena bakteri yang meragikan gula dalam karbohidrat sehingga menghasilkan asam yang dapat menurunkan pH rongga mulut.  Penurunan pH yang berulang ulang akan mengakibatkan permukaan gigi membentuk rongga yang terus membesar. 
     Gigi berlobang jangan dianggap enteng, jika dibiarkan bisa memicu berbagi penyakit,termasuk kanker otak. Hal ini disebabkan oleh adanya vokal infeksi tersebut pada gigi berlubang. Infeksi tersebut akan masuk lewat gigi dan mulut, kemudian menyebabkan bakteri patogen ke organ organ melalui pembuluh darah. Jika menjalar ke otak, bisa dipastikan akan memicu kanker otak, atau menjadi kanker mulut, bisa juga menjalar ke organ lain dan menyebakan sakit jantung, mata dan liver. Tentu akibanya bisa fatal, yaitu terserang penyakit jantung, stroke, saluran pernafasan, bahkan gangguan pada saraf mata.
     Untuk mendeteksi kanker otak sejak dini, pastikan anda memeriksakan ke dokter jika gigi berlubang anda mulai terasa sakit disertai pusing pusing. Sedangkan untuk mendeteksi kanker mulut, biasanya gejalanya diawali dengan benjolan berupa sariawan diarea mulut yang letaknya tetap. Benjolan tersebut tidak terasa sakit. Jika benjolan mulai membesar, itu menandakan kanker mulut sudah memasuki stadium 3.

Manfaat Garam
     Menanggulangi sakit gigi dalam keadaan darurat dengan kumur air hangat memang kuno. Namun keampuhannya boleh dicoba asal penggunaan dan pembuatannya tepat. Masukan satu sendok teh garam dapur kedalam satu gelas, air hangat hangat kuku kira kira 200 cc. Kemudian kumur kumur air garam itu digigi yang sakit. Past sakitnya akan hilang, setidaknya keluhan itu akan hilang.

Mencegah
     Alangkah baiknya jika kita secara rutin memeriksakan kesehatan gigi. 
  • Bersihkan gigi dan mulut minimal dua kali sehari dengan cara menyikat gigi dengan benar.
  • Periksa dan bersihkan gigi secara teratur ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali atau lebih tergantung instruksi dari dokter. Bila terjadi gangguan yang terdeteksi, dokter akan melakukan penaganan lebih isntensif sehingga tidak berkembang menjadi parah.
  • Permukaan lidah juga harus dibersihkan dengan menggunakan peralatan khusus atau serbet katun yang bersih agar kuman penyebab bau mulut bisa tersapu bersih.
  • Kesehatan giigi juga ditentukan oleh kesehatan gusi. Gusi yang sehat berwarna merah terang. Cara membersihkan gusi adalah dengan disikat saat membersihkan gigi.
  • Penggunaan penyegar mulut boleh saja dilakukan tetapi jangan berlebihan.
  • Perbanyak minum air putih untuk menstimulasi kelenjar kelenjar ludah (saliva). Minumlah sedikitnya 10 gelas per hari.
  • Minum air putih secara tepat waktu dan teratur akan memaksimalkan efektivitas pada tubuh manusia:
    1. Dua gelas air setelah bangun tidur akan membantu mengaktifkan organ-organ internal.
    2. Satu gelas air 30 menit sebelum makan untuk membantu fungsi pencernaan dan ginjal.
    3. Satu gelas air sebelum mandimembantu menurunkan tekanan darah.
    4. Satu gelas air sebelum tidur untuk menghindarkan strooke dan serangan jantung.
    Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah-buahan. Hindari mengkonsumsi makanan yang digoreng atau diberi pengawet. Begitupun makanan yang manis dan bergula agar tidak mempengaruhi.

  • Hindar alkohol dan rokok karena ada kandungan zat-zatnya yang menyebabkan penyakit mulut, seperti sariawan dan kanker mulut.